Arsenal Football Club, yang dikenal sebagai salah satu klub paling ikonik di sepak bola Inggris, telah menunjukkan performa yang menjanjikan di bawah kepemimpinan Mikel Arteta.
Namun, satu hal yang masih menjadi bayang-bayang besar bagi The Gunners adalah kutukan kegagalan di babak semifinal kompetisi besar selama empat musim beruntun. Meski tampil luar biasa dan penuh semangat, Arsenal belum mampu menembus final dan meraih gelar juara, membuat frustrasi para pendukung setia mereka, langsung saja klik link SPORTS ADONAI.
Kabar Gembira bagi pecinta bola, khususnya Timnas Garuda. Ingin tau jadwal timnas dan live streaming pertandingan timnas? Segera download!
Kutukan Semifinal yang Berlanjut
Sejak Mikel Arteta mengambil alih kursi pelatih Arsenal, tim ini telah menunjukkan peningkatan kualitas permainan dan ambisi untuk kembali menjuarai kompetisi besar. Namun, masalah besar yang terus menghantui adalah kegagalan beruntun mengatasi babak semifinal. Arsenal telah mengalami empat kekalahan semifinal secara berurutan dalam berbagai kompetisi besar, yang membentuk semacam “kutukan” tersendiri bagi klub selama beberapa musim terakhir.
Dalam periode tersebut, Arsenal gagal menembus final Liga Europa 2020/2021 setelah dikalahkan Villarreal, tersingkir di semifinal Piala Liga 2021/2022 oleh Liverpool, gagal melaju di semifinal Piala Liga 2024/2025 setelah kalah dari Newcastle United, dan terbaru, gugur di semifinal Liga Champions 2024/2025 setelah kalah agregat 3-1 dari Paris Saint-Germain. Statistik ini menunjukkan betapa sulitnya tim ini untuk melewati tahap krusial tersebut dan meraih peluang menjuarai trofi bergengsi, sekaligus memperpanjang periode tanpa gelar mayor menjadi lima musim berturut-turut.
Laga Panas Arsenal di Semifinal Liga Champions 2024/2025
Semifinal Liga Champions musim 2024/2025 menjadi salah satu momen paling menegangkan bagi Arsenal di bawah Mikel Arteta. Dalam pertandingan leg kedua yang berlangsung di Parc des Princes, kandang Paris Saint-Germain (PSG). Arsenal berusaha keras membalikkan defisit satu gol dari leg pertama di Emirates Stadium. Bukayo Saka sempat membawa harapan bagi The Gunners dengan golnya di babak pertama. Memberikan optimisme untuk melaju ke final Liga Champions pertama sejak 2006.
Namun, PSG menunjukkan pengalaman dan kualitas yang lebih matang dengan membalas dua gol penting melalui Fabian Ruiz dan Achraf Hakimi. Kedua gol tersebut memastikan kemenangan 2-1 di leg kedua dan agregat 3-1 bagi PSG. Sehingga menggagalkan ambisi Arsenal untuk melangkah ke partai final. Walaupun Arsenal mendominasi pertandingan dengan mencatat expected goals (xG) sebesar 3,14, jumlah tembakan mencapai 19 kali. Tertinggi dalam laga knockout Liga Champions dalam sembilan tahun terakhir, penyelesaian akhir yang kurang maksimal menjadi faktor kegagalan mereka.
Baca Juga: Norris Juara Sprint Miami 2025: McLaren Borong Podium!
Reaksi dan Sikap Mikel Arteta
Mikel Arteta sendiri mengakui bahwa kekalahan tersebut sangat menyakitkan bagi timnya. Namun, sikap profesional dan mental juara menjadi kunci yang ia tekankan untuk mengatasi momen sulit ini. Dalam rilis resmi dan wawancara setelah pertandingan, Arteta mengatakan bahwa mereka harus bangkit dari kegagalan ini. Belajar dari pengalaman, dan terus berjuang untuk mencapai target berikutnya.
“Ya, 100 persen. Kita harus siap menerima momen sulit seperti ini dan bangkit. Kami punya contoh bagus dari Marquinhos di ruang ganti sebelah,” ujar Arteta, mengekspresikan rasa hormatnya kepada lawan sekaligus menegaskan pentingnya mental tahan banting. Ia juga menegaskan bahwa walaupun tampil sangat baik sepanjang pertandingan. Kekalahan harus benar-benar dirasakan agar bisa menjadi pembelajaran yang berharga dan bukan sekadar ‘nyaris menang’ yang sia-sia.