Jannik Sinner, pemain tenis peringkat teratas asal Italia, disambut meriah oleh ribuan penggemarnya dalam sesi latihan pertamanya di Italian Open. Dibawah ini anda akan melihat informasi mengenai tenis menarik hari ini yang telah dirangkum oleh SPORTS ADONAI.
Stadion Foro Italico dipadati hampir 5.000 penonton yang antusias menyaksikan kembalinya sang atlet setelah menjalani hukuman larangan bermain selama tiga bulan. Sesi latihan tersebut bahkan ditayangkan langsung di televisi lokal, menandakan betapa besar dukungan publik terhadapnya.
Kembalinya Sinner bertepatan dengan upacara penghormatan atas prestasi tim Italia yang memenangkan Piala Davis dan Piala Billie Jean King tahun lalu. Kedua trofi tersebut turut hadir di lapangan, sementara penonton di Campo Centrale menyanyikan lagu kebangsaan Italia dengan penuh semangat.
Sinner sendiri mengaku terharu dengan sambutan hangat ini. “Saya hanya seorang pemuda berusia 23 tahun dari kota kecil dengan 2.000 penduduk. Bermain di Roma di hadapan ribuan orang adalah sesuatu yang luar biasa,” ujarnya dengan rendah hati.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Proses Pemulihan dan Pelajaran dari Larangan Doping
Larangan doping yang dijatuhkan pada Sinner bermula dari kontaminasi tidak disengaja oleh steroid anabolik terlarang pada Maret 2024. Setelah Badan Antidoping Dunia (WADA) mengajukan banding, Sinner memilih menyelesaikan kasus ini dengan menerima hukuman tiga bulan. Meski kontroversial, keputusan ini memungkinkannya kembali tepat sebelum Italian Open dan French Open.
Selama masa hukuman, Sinner memanfaatkan waktu untuk beristirahat dan berkumpul dengan keluarga serta teman-temannya. Ia mengaku sempat bingung dengan situasi tersebut, tetapi akhirnya menyadari betapa pentingnya dukungan orang-orang terdekat. “Mereka memberiku kekuatan untuk terus maju dan tersenyum,” ungkapnya.
Selain itu, Sinner juga mencoba olahraga lain seperti bersepeda sebelum perlahan kembali berlatih tenis. “Kami tidak menyentuh raket selama sebulan. Saat mulai latihan lagi, tangan saya sampai melepuh,” kenangnya.
Baca Juga: TGL Pertimbangkan Ekspansi, Tambahkan Bintang LPGA untuk Liga Wanita
Reaksi Publik dan Kontroversi Hukuman
Kembalinya Sinner menuai beragam reaksi, termasuk kritik dari beberapa rekan sesama atlet. Serena Williams, misalnya, menyatakan bahwa dirinya “akan dihukum 20 tahun” jika terlibat kasus serupa. Beberapa pihak menilai hukuman tiga bulan terlalu ringan, mengingat Sinner tidak melewatkan turnamen besar seperti Grand Slam.
Namun, Sinner memilih untuk fokus pada masa depannya. “Awalnya sulit menerima keputusan ini, tetapi kami memilih yang terbaik di situasi sulit. Sekarang semuanya sudah berakhir, dan saya senang bisa bermain lagi,” tuturnya.
Ia juga mengaku belum bertemu banyak rekan pemain sejak tiba di Roma. “Saya baru tiba 45 menit lalu. Sejauh ini, semuanya baik-baik saja,” ujarnya dengan santai.
Tantangan di Italian Open dan Ekspektasi Rendah
Italian Open menjadi ajang besar terakhir sebelum French Open, yang digelar pada 25 Mei mendatang. Sinner akan memainkan pertandingan pertamanya pada hari Sabtu melawan Mariano Navone atau wild card lokal Federico Cina.
Meski menjadi tuan rumah, Sinner mengaku tidak membebani diri dengan ekspektasi tinggi. “Bagi saya, ini turnamen dengan ekspektasi sangat rendah. Rasanya aneh kembali ke lapangan dengan banyak perhatian, tetapi saya senang bisa bermain lagi,” katanya.
Terakhir kali Italia meraih gelar juara di Roma adalah pada 1976 melalui Adriano Panatta. Kini, semua mata tertuju pada Sinner—apakah ia mampu mengulang sejarah? Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang berita olah raga terupdate lainnya hanya dengan klik sportsadonai.com.