Manny Pacquiao, salah satu petinju terhebat sepanjang masa, resmi masuk dalam International Boxing Hall of Fame pada tahun 2025. Dibawah ini anda akan melihat informasi mengenai tinju menarik hari ini yang telah dirangkum oleh SPORTS ADONAI.
Meski demikian, ia memutuskan untuk tidak berhenti di puncak prestasi. Di usia 46 tahun, Pacquiao kembali ke ring untuk mengejar gelar juara dunia lainnya melawan Mario Barrios pada 19 Juli di Las Vegas. Prestasinya sulit tertandingi: delapan divisi juara dunia, gelar di empat dekade berbeda, dan rekor sebagai juara welter tertua dalam sejarah. “Semua ini bukan sekadar pendapat, melainkan fakta,” ujar Pacquiao dalam pidatonya.
Meski telah diakui sebagai legenda, ambisinya belum padam. Pacquiao tetap berkomitmen untuk membuktikan bahwa ia masih mampu bersaing di level tertinggi. Keputusannya melanjutkan karier menunjukkan semangat pantang menyerah yang telah menjadi ciri khasnya.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Prestasi yang Menginspirasi Generasi
Manny Pacquiao memulai karier profesionalnya di kelas 106 pon dan berhasil meraih gelar juara hingga kelas 154 pon. “Dari kelas terbang hingga menengah junior, setiap kemenangan adalah langkah maju dari kemiskinan,” ungkapnya. Kisah hidupnya menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama di Filipina.
Selain Pacquiao, Hall of Fame tahun ini juga mengabadikan nama-nama besar seperti Vinny Paz, Michael Nunn, serta petinju wanita seperti Yessica Chavez dan Cathy “Cat” Davis. Davis, salah satu pelopor tinju wanita, bahkan menyampaikan pesan tegas tentang perjuangannya melawan diskriminasi.
Prestasi Pacquiao tidak hanya diukur dari gelar, tetapi juga dari dedikasinya menghadapi lawan terberat. Dengan rekor 62-8-2 (39 KO), ia membuktikan bahwa kerja keras dan tekad bisa mengubah takdir.
Baca Juga: Dmitry Bivol Pertimbangkan Kelas Penjelajah Setelah Menang Atas Beterbiev
Perjalanan dari Ring ke Dunia Politik
Di luar ring, Pacquiao juga dikenal sebagai politikus. Ia menjabat sebagai senator Filipina (2016–2022) dan sempat mencalonkan diri sebagai presiden. Meski gagal, kontribusinya bagi negara tetap diakui. Dalam pidatonya, ia berterima kasih kepada keluarga dan rakyat Filipina yang selalu mendukungnya.
“Kemenangan ini milik kita bersama,” ujarnya. Pacquiao melihat pencapaiannya sebagai hasil dari dukungan banyak pihak. Ia juga menegaskan bahwa “yang terbaik belum datang,” menandakan bahwa masih ada target baru yang ingin diraihnya.
Meski telah sukses di dunia politik, gairahnya terhadap tinju tetap membara. Keputusannya kembali bertarung menunjukkan bahwa passion-nya terhadap olahraga ini tak pernah luntur.
Warisan Abadi Sang Legenda
Pacquiao tidak hanya meninggalkan jejak di dunia tinju, tetapi juga di hati para penggemarnya. Wasit kenamaan seperti Kenny Bayless, yang memimpin pertarungannya melawan Floyd Mayweather dan Ricky Hatton, turut memberikan penghormatan.
Selain itu, penyiar Randy Gordon dan produser HBO Ross Greenburg juga diabadikan dalam Hall of Fame tahun ini. Mereka semua menjadi saksi kehebatan Pacquiao di masa jayanya.
Kini, meski telah menjadi bagian dari sejarah, Pacquiao masih ingin menciptakan momen baru. Pertarungan melawan Barrios akan menjadi ujian terbarunya. Apapun hasilnya, namanya telah terukir sebagai salah satu petinju terbesar sepanjang masa. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang berita olahraga lainnya hanya dengan klik sportsadonai.com.