Petra Kvitova, juara Wimbledon dua kali (2011 dan 2014), secara resmi mengucapkan selamat tinggal pada turnamen legendaris tersebut setelah dikalahkan Emma Navarro dengan skor 6-3, 6-1 di putaran pertama. Pemain asal Ceko itu tampak emosional saat menerima standing ovation dari penonton di Court No. 1. SPORTS ADONAI, akan membahas informasi menarik mengenai tenis hari ini, simak pembahasan ini.
“Tempat ini menyimpan kenangan terindah dalam karier saya. Tidak pernah terbayang bisa menang dua kali di sini,” ujar Kvitova dengan suara bergetar. Wimbledon memang menjadi tempat spesial baginya, di mana ia pertama kali meledak ke panggung dunia dengan mengalahkan Maria Sharapova di final 2011.
Kvitova mengonfirmasi bahwa AS Terbuka 2025 akan menjadi turnamen terakhirnya sebelum pensiun. “Saya siap untuk babak baru, tapi akan selalu rindu energi luar biasa dari penggemar di sini,” tambahnya.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Warisan Gemilang di Rumput Wimbledon
Petra Kvitova menorehkan sejarah sebagai salah satu petenis wanita terhebat di lapangan rumput. Gelar pertamanya pada 2011 diraih dengan mengalahkan Sharapova secara dominan (6-3, 6-4), sementara gelar kedua (2014) ia dapatkan dengan menghancurkan Eugenie Bouchard 6-3, 6-0.
Gaya permainan ofensifnya yang agresif, ditembakan forehand mematikan, menjadi ciri khas yang sulit ditandingi lawan di permukaan rumput. “Dia mengubah cara bermain di Wimbledon dengan pendekatan menyerang yang berani,” puji Chris Evert, legenda tenis AS.
Meski sempat absen tahun lalu karena cuti melahirkan, Kvitova kembali tahun ini dengan wild card. Kekalahan dari Navarro tidak mengubah fakta bahwa namanya telah terukir di antara para legenda All England Club.
Baca Juga: Alcaraz Kalahkan Tommy Paul yang Cedera dan Melaju ke Semifinal di Paris
Emma Navarro dan Generasi Penerus
Emma Navarro, unggulan ke-10 asal AS, menjadi lawan terakhir Kvitova di Wimbledon. Usai pertandingan, Navarro menyebut Kvitova sebagai “inspirasi bagi generasi baru”. “Memenangkan Wimbledon dua kali lalu kembali setelah menjadi ibu—itu luar biasa,” ujar Navarro.
Kekalahan ini sekaligus menandai pergeseran generasi di tenis putri. Navarro, 24 tahun, mewakili pemain muda yang mulai mendominasi, sementara Kvitova menjadi salah satu dari sedikit petenis era 2010-an yang masih bertahan.
“Petra mewariskan semangat bertarung hingga titik terakhir. Itu pelajaran berharga untuk kami,” tambah Navarro yang kini melaju ke putaran kedua.
Menuju Babak Akhir Karier di AS Terbuka
Kvitova menegaskan bahwa AS Terbuka September mendatang akan menjadi penutup kariernya. “Bukan hanya fisik, tapi motivasi sudah berbeda. Saya ingin fokus pada keluarga,” jelas pemain berusia 35 tahun itu.
Selama 17 tahun berkarier, Kvitova meraih 31 gelar WTA, termasuk dua Grand Slam, dan sempat menduduki peringkat 2 dunia. Keputusannya pensiun menutup era salah satu petenis paling konsisten di tiga dekade terakhir.
“Terima kasih untuk semua dukungan. Tenis telah memberi saya segalanya,” tuturnya sebelum meninggalkan lapangan diiringi tepuk tangan panjang. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi mengenai berita olahraga terbaru lainnya hanya dengan klik sportsadonai.com.